*Saeful Anam
Tentunya kita tahu bahwa ada perbedaan antara mereka yang berilmu dengan mereka yang tidak berilmu. Dalam sebuah hadith diceritakan bahwa “Tidurnya seorang ulama “alim” lebih baik daripada ibadahnya seorang yang bodoh”. Dalam konteks ini kita memaknai bahwa seorang alim yang hanya tidur ia ditakuti oleh setan lantaran amalan yang ia baca sebelum ia tertidur seperti membaca ayat kursi, QS. Al-Ikhlas, QS Al-Falaq, QS An-Nas, dan dzikir lainnya. Ia mengetahui manfaat dan fungsi amaliah yang ia ucapkan, sehingga ia ditakuti oleh setan. Berbeda dengan orang bodoh ahli ibadah, ia justru disukai oleh setan lantaran mudahnya ia untuk digoda. Makna bodoh dalam konteks ini ialah seseorang yang beribadah tetapi ia tidak tahu menahu tentang syarat dan ketentuan ibadah, karena enggannya belajar ilmu agama menyebabkan ia mudah untuk dilabuhi setan.
Dari analogi di atas, disimpulkan bahwa orang berilmu sangat diagungkan dan sangat berbeda dari mereka yang tidak memiliki ilmu. Dalam Surah Az-Zumar; 9 ditegaskan bahwa “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. Dari penggalan ayat tersebut dapat dijadikan sebagai motivasi diri agar kita senantiasa belajar dan terus belajar dalam pendidikan, atau disebut dengan istilah long life education (belajar sepanjang hayat).
Sifat Ilmu
Sifat dari ilmu adalah memberikan pencerahan bagi pemiliknya untuk senantiasa berbuat kebaikan, kabajikan dan kemanfaatan untuk orang lain. Tidak berhenti dalam makna ini saja, melainkan derajat manusia akan senantiasa ditinggikan oleh Allah SWT bagi mereka yang memilki keluasan ilmu meskipun ia telah dalam keadaan meninggal. Sebagaimana difirmankan dalam QS Al-Mujadalah 11;
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
Arinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Ayat di atas menunjukkan kepada kita agar senantiasa hadir dalam majelis ilmu, ikut kumpul dan mendengarkan nasehat-nasehat tentang ilmu. Agar ketentraman, kebaikan serta keharmonisan kehidupan senantiasa kita dapat. Setidaknya kehidupan kita akan lebih berwarna jika kita ikhlas dan enteng untuk melangkah dalam kebaikan. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, cinta kebersihan mengutamakan persaudaraan dan sikap-sikap positif lainnya (Lihat Fadhli Al Jamal, Menebas Krisis Pendidikan Dunia Islam).
Figur Kehidupan
Figur yang bisa kita jadikan tauladan di masa sekarang ini ialah para ulama, para guru-guru dan kekasih Allah, karena merekalah pewaris nabi yang mengemban amanah untuk berdakwah mensyiarkan Islam melalui ilmu yang mereka miliki. Sepertihalnya sang guru kita Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alwi Al-maliki Al-Hasani yang lahir di kota Makkah pada tahun 1365 H / 1945 M merupakan sosok ulama besar yang dicintai oleh Allah SWT. Beliau dikenal sebagai guru besar ahli hadith pengajar dan juga sekaligus pendidik yang sagat moderat beliau selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Sebagaimana dilansir oleh situs santri.net tentang biografi ulama, beliau ingin mengangkat derajat dan martabat muslimin menjadi manusia yang berperilaku baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau merupkan ulama yang berilmu tinggi, dari jemarinya telah banyak karagan-karangan yang ditulis bahkan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Murid-muridnya banyak tersebar dipenjuru dunia, khusunya di negara-negara Asia seperti Indonesia, dan Malaysia, sebagian dari murid-muridnya memiliki pesantren besar dan terkemuka.
Akan tetapi pada hari jumat tgl 15 romadhan 1425 H bertepatan pada tanggal 30 Oktober 2004 M beliau dipaggil oleh Allah SWT dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la disamping makam istri Rasulullah Khadijah binti Khuwailid. Diceritakan dalam satu majlis ilmu yang diselenggarakan bersama KH. Ihya’ Ulumuddin (Murid sekaligus Pengasuh Ponpes Nurul Haromain, Pujon Malang, Jawa Timur), Sudah menjadi peraturan di Kerajaan Arab Saudi, bahwa makam yang sudah berusia 1 tahun, wajib dibongkar dan dipindahkan untuk ditempati makam orang lain. Demikian juga di area pemakaman Ma’la di Kota Suci Mekkah, makam yang sudah berusia 1 tahun harus dibongkar dan dipindahkan untuk ditempati jenazah yang lain.
Di antara jenazah-jenazah yang akan dibongkar karena sudah berusia 1 tahun ialah jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Hasani al-Maliki. Namun, pada saat makam Sayyid Muhammad bin Alawi al-Hasani al-Maliki akan dibongkar dan digantikan jenazah lain. Betapa kaget dan tercengangnya para petugas penggali makam, mendapati jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Hasani al-Maliki masih utuh dan mengeluarkan bau yang sangat harum, dengan adanya kejadian tersebut, akhirnya jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Hasani al-Maliki diurungkan dan tidak jadi dipindah.
Akan tetapi pada tahun berikutnya pemerintah Kota Mekkah kembali memerintahkan para petugas makam di pemakaman Ma’la untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Hasani al-Maliki. Dan tiba-tiba kejadian 1 tahun sebelumnya terulang kembali, yaitu jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Hasani al-Maliki masih utuh dan mengeluarkan bau yang sangat harum. Bahkan, kuku dan rambutnya terlihat bertambah panjang sepertihalnya orang yang masih hidup. Mendapati kejadian terulang tersebut para petugas makam pun mengurungkan niatnya untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Hasani al-Maliki dari makamnya.
Setelah sekian lama tidak ada perintah dari pemerintah Kota Suci Mekkah, pada tahun 2009 pemerintah kota Mekkah kembali memerintahkan para petugas makam untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Hasani al-Maliki. Subhanallah betapa kaget dan kagumnya para petugas penggali makam kembali mendapati jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi al-Hasani al-Maliki masih tetap utuh dan mengeluarkan bau yang sangat harum melebihi harumnya kayu gaharu. Dari kejadian-kejadian ini, banyak masyarakat yang takjub dan heran mendapati jenazah ulama besar, agung dan berilmu dimuliakan jasadnya oleh Allah SWT. Sehingga banyak para pengikut wahabi yang beralih mengikuti faham beliau dalam barisan Ahli Sunnah Wal Jamaah.
Dari cerita tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa Allah SWT akan senantiasa meninggikan derajat manusia melalui ilmu yang ia milki, penghargaan Allah kepada hamba-Nya tidak hanya diberikan ketika ia hidup, melainkan dalam keadaan meninggalpun Allah menjaga dan memulyakannya. Ia diibaratkan sebagai orang yang masih hidup berkat ilmu dan amalnya menjadikannya sebagai manusia yang penuh kemulyaan. Semoga kita senantiasa menjadi generasi penurus bangsa yang haus akan ilmu dan bisa mengamalkannya demi kemanfaatan dan kebaikan untuk umat semesta alam. Man Yuridu Allahu buhi Khairan Yufaqihu Fiddin. – Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang baik maka ia akan difahamkan kepada agama. Wallahu a‘lam